Berita


Kalender

September 2023

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30

Profil YPIP Surabaya


Program PPQ SMPIT Permata


Tujuh Pilar Pengasuhan Untuk Anak (Bagian #2)

Tujuh Pilar Pengasuhan Untuk Anak (Bagian #2)


Oleh: Novita Ratna Andadari


Ayah sebagai pemimpin dan penentu Garis Besar Haluan Keluarga (GBHK).  Anak-anak yang banyak mengalami masalah di luar rumahnya tawuran remaja misalnya, bahkan narkoba, dll ini adalah karena kurangnya bounding peran ayah di keluarganya. Salah satu penyebab masalah kurangnya bounding antara lain karena ayah dan ibu yang innerchild, ayah diam, ayah keras, ayah jayus, ayah melempar tanggung jawab, dan ayah  menyalahkan ibu.

Selain berperan menjadi penentu GBHK idealnya ayah memiliki kewenangan untuk  menentukan tujuan keluarga sesuai ketentuan Allah, membuat kebijakan peraturan, menentukan standart keberhasilan, mendidik dan membimbing istri dan anak, melakukan pengontrolan, mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas. Tentunya semua kewenangan tersebut dibicarakan bersama pasangan hidupnya. Ayah juga berhak untuk dicintai, dihargai, dihormati, dipedulikan serta dipercaya. Inilah pilar kedua tentang pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan untuk anak-anak.

  1. Tetapkan Tujuan Pengasuhan & Sepakati

Melalui penentuan Garis Besar Haluan Keluarga (GBHK) dibuat di awal dengan melibatkan ayah sebagai pemimpin keluarga dan ibu sebagai penguat ayah di dalam pengasuhan anak.

Pengasuhan pada anak laki-laki dan perempuan berbeda. Sang Maha Hidup memberikan otak yang berbeda pada tiap-tiap anak. Fitrah dan fungsinya pun berbeda di dalam keluarga. Tanggung jawab keduanya juga berbeda. Anak laki-laki merupakan sasaran tembak bisnis narkoba dan pornografi. Membekali anak-anak dengan tujuan pengasuhan yang jelas dengan menanamkan bahwa anak-anak adalah hamba Allah, mukmin yang bertaqwa. Membentuk anak-anak sesuai peran dan tanggung jawabnya. Apabila anak perempuan, menegaskan perannya kelak sebagai calon istri. Dan laki-laki perannya sebagai calon suami. Anak-anak kelak memainkan perannya sebagai pengayom, pendidik keluarga serta penanggung jawab keluarga.

 

  1. Komunikasi Yang Benar, Baik dan Menyenangkan

Sebagai orangtua mari kita mengevaluasi cara berkomunikasi dengan anak-anak. Belajar komunikasi yang benar dengan anak yaitu mendengar aktif, membaca bahasa tubuh anak, menghindari 12 gaya populer  kekeliruan dalam komunikasi (dari Elly Risman) yaitu: memerintah, menyalahkan, meremehkan, membanding-badingkan, mencap (memberi label), mengancam, menasehati, membohongi, menghibur,mengkritik, menyindir, dan menganalisa.

 

  1. Ortu Yang Menanamkan Nilai Agama

Tanggung jawab orangtua adalah membentuk kebiasaan dan meninggalkan kenangan. Anak faham adalah anak tidak terbebani dan tidak menolak, namun anak melakukannya dengan suka dan bahagia. Jadi targetnya adalah bukan bisa tetapi suka. Prioritas penanaman nilai agama yang utama adalah lurus imannya, takut pada Allah, benar dan baik ibadahnya serta berakhlakul karimah. Berikutnya adalah menyiapkan mereka memasuki masa baligh dan dewasa, siap menjadi menantu, siap menjadi istri dan suami, siap menjadi ibu dan ayah.

  1. Menyiapkan Masa Baligh

Dimulai dari kesadaran dan kesepakatan bahwa anak adalah amanah dari Allah. Kesadaran bahwa kita sebagai orang tua kelak memiliki tanggung jawab pada Allah. Anak juga perlu pendampingan melewati masa pubertas. Peka bahwa  sekarang adalah masa genting untuk membentengi anak-anak kita dengan isu berkembang. Sedangkan sepakat yaitu kedua orangtua harus punya  concern, commitmen dan continuity dalam menyiapkan masa balighnya. Kuncinya adalah menyediakan waktu dan tenaga, tingkatkan terus pengetahuan dan ketrampilan. Bagaimana mempersiapkannya? Masing-masing orang tua membuat daftar: apa yang luput selama ini dan apa yang diperlukan sekarang. Mempersiapkan materi sesuai umur. Lantas menentukan prioritas dan bagi tugas (ayah dan ibu).

 

  1. Bijak Memanfaatkan Teknologi

Berikut ini langkah-langkah bijak memanfaatkan teknologi:

  • Sepakati makna teknologi/media
  • Sadari bahwa anak kita adalah digital native
  • Pahamkan baik dan buruknya sebelum anak menggunakan
  • Cek kesesuaian conten dengan usia, cek rating, cek batas usia
  • Buat aturan & tentukan konsekuensi
  • Latih bagaimana mengantisipasinya hal buruk
  • Lakukan kontrol: ketika anak menggunakan gadget dan internet
  • Musyawarah. Bicara dengan pasangan tentunya tetap harus diintensifkan. Pilih waktu dan isyu kritisnya.

·    Semoga kita sebagai orang tua dan yang akan menjadi oran gtua harapannya bisa mengambil dan menerapkan 7 pilar pengasuhan untuk anak ini sebagai langkah perbaikan generasi mendatang. Generasi yang tidak hanya cerdas intelektual, namun juga cerdas spiritual. Aamiin.

 

Cari


Tulisan Ter baru

Image

Rindu Ramadhan

Image

KEMNAS V

Image

undangan

Image

KESEMPATAN YANG SAMA

Image

Behind The Scene


Artikel

Image

Rindu Ramadhan

Image

KESEMPATAN YANG SAMA

Image

Tujuh Pilar Pengasuhan Untuk Anak