
Rayakan Hari Idul Fitri SIT Permata Gelar Lomba Ketupat Cepat dan Parenting Inspiratif, Begini Keseruannya
Rayakan
Hari Idul Fitri SIT Permata Gelar Lomba Ketupat Cepat dan Parenting Inspiratif,
Begini Keseruannya
Oleh:
Novita Ratna A (Humas SIT Permata Surabaya)
Memasuki Syawal hari ke 18 Sabtu, tanggal 27 April 2024, Sekolah Islam
Terpadu Permata Surabaya menggelar Halal Bihalal di halaman SDIT Permata Surabaya
jalan Cacat Veteran No. 41 Pakal Kecamatan Pakal Surabaya. Acara yang mengusung
tema Halal Bihalal dan Permata Fest: Ketupat Bersatu, Silaturahim Berpadu ini
mengundang wali murid SDIT Permata dan TKIT Permata Surbaaya sebanyak 160 orang
yang hadir.
Kegiatan yang dimulai pukul 07.15 WIB
ini dibuka dengan seni hadrah dari santri PPQ SMPIT Permata Surabaya membawakan
lagu Khoirol Bariyah dan Isfa’lana. Mengenakan
drescode khas santri baju koko putih dan sarung 10 santri tim hadrah mengisi
pra acara sambil menunggu registrasi undangan. Senandung tilawah surat Ali
Imran ayat 133-136 yang dibacakan oleh ananda Amira dari kelas 4A dan pembaca
terjemah ananda Syifa kelas 4A menambah kekhusyukan pembuka acara.
Disambung acara berikutnya yaitu sambutan dari Ketua Yayasan Ustaza
Lutfiatul Ma’rifah yang mengulangi pesan Kalam Ilahi yang sudah dibaca oleh
kedua ananda di awal acara. “Surat yang
dibaca mengingatkan kita agar menjadi pribadi yang bertaqwa, bersegeralah kamu
menuju ampunan Allah, disebutkan pula di ayat 133-136 apa saja ciri-cirinya
bertaqwa, yaitu berinfaq baik di waktu lapang maupun sempit, saling memaafkan,”
Ujar Ketua Yayasan SIT Permata Surabaya perempuan asli Madiun.
Acara menarik berikutnya adalah lomba Ketupat Cepat dan lomba rangking 1. Lomba yang diikuti oleh 14 peserta ini
masing-masing menjadi perwakilan kelasnya. Mulai dari kelas 1 sampi dengan
kelas 6. Lomba Ketupat Cepat menjadi magnet tersendiri bagi wali murid yang
hadir, karena sempat terpikir anggapan bahwa apakah orang kota bisakah membuat
ketupat. Faktanya di lomba Ketupat Cepat seluruh peserta mematahkan anggapan
tersebut.
Lomba dengan 14 peserta ini dengan komposisi 4 bapak dan sisanya ibu-ibu. Dipandu oleh
panitia lomba bapak Faruq Ketua Komite SDIT Permata dan bapak Huda selaku Fundrising Komite SDIT
Permata, lomba dimulai. Durasi sepuluh menit diberikan kepada seluruh peserta
lomba ketupat cepat. Semua berhasil membuat ketupat, ada yang membuat 2
ketupat, ada yang berhasil membuat 4-5 ketupat. Juara lomba Ketupat Cepat jatuh
pada perwakilan kelas dari 1A yaitu Ayah Marcel dengan perolehan 5 ketupat.
Lomba Rangking 1 juga diikuti lengkap dari 14 kelas yang semuanya adalah para ibu-ibu wali murid. Lomba Rangking 1 mengajak peserta lomba dengan menguji seputar pengetahuan agama Islam. Panita membacakan pertanyaan dan peserta cukup mengangkat papan yang tercantum tulisan benar dan tulisan salah. Apabila peserta salah menjawab ototmatis gugur dan turun dari arena perlombaan. Empat pertanyaan cukup membuat 12 peserta gugur lomba. Tersisa dua orang saja. Pemenang lomba ini diraih oleh Mama Nafis perwakilan kelas 6A.
Kedua pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai 250 ribu
rupiah, uniknya uang hadiah tersebut dikemas dengan ketupat dan dikalungkan
kepada kedua juara lomba.
Acara inti yang tak kalah seru untuk disimak adalah tausiyah parenting yang
disampaikan oleh Coach Feri Dwi Sampurno Founder INALEAD. Beliau mengawali
sapaan kepada wali murid yang hadir dengan mengungkapkan fakta para orang tua
yaitu kerisauan tentang masa depan anak-anak kita, adalah tergantung bagaimana
kita mendidik anak-anak. Studi parenting akhir-akhir ini kasus remaja pada anak
kita, bukan terletak pada mereka yang nakal. Semua anak punya bakat untuk
menjadi sholih dan sholihah. Diantara penyebab munculnya masalah tumbuh
kembangnya anak adalah tidak hadirnya ayah atau fenomena fatherless. Anak-anak
yang tidak mendapatkan sentuhan ayah menjadi penyebab kenakalan remaja.
Fakta berikutnya yang menyebabkan hambatan tumbuh kembang adalah ketika di
masa kecilnya anak maka akan menghambat kepemimpinannya, mereka menjadi
pemimpin yang tidak dicintai.
Bukan seberapa kecil atau besar anak
memperolah luka, namun seberapa lama anak memegang luka. Sekecil apapun luka
batin anak-anak kalau dia tidak bisa melepaskannya maka bisa menjadi beban
sepanjang hidupnya.
“Kok aku menjadi orang yang telatan, kok aku suka marah-marah”, Ada luka
batin yang membentuk dia melakukan itu. Kasus di masa lalu, dia dibentak oleh
orang tuanya, dll. Masa kecil mempengaruhi masa dewasa seseorang,” Ungkap coach
Feri dengan 6 amanah anak.
Beliau juga memberikan apresiasi kepada para bunda yang hadir dengan
menceritakan filososi mengapa seorang istri paling kuat measakan rasa sakit
dari sakit normal apapun. Fakta bahwa rasa sakit yang paling luar biasa sakit
adalah saat perempuan melahirkan, itu seperti 20 tulang rusuk dipatahkan secara
bersamaan. Rasa sakit sudah di ambang rasa sakit normal, karena proses
kontraksi jauh lebih sakit hingga saat terkadang digunting jalan lahir tidak
berteriak.
Feri Dwi Sampurno menyampaikan pentingnya ayah dan bunda adalah sahabat
terbaik bagi anak. Banyak psikolog
remaja menyatakan bahwa teman-teman dan sahabat anak kita menjadi ‘kitab
sucinya’.
Menjadi sahabat bagi anak bukan
terminologi sederhana, karena para orang tua berkompetisi dengan
teman-temannya.
Keputusan memiliki anak adalah keputusan besar. Punya anak itu bukan sebuah
kebetulan. Punya anak itu bukan hanya konsekuensi logis. Apalagi sekarang ada
pilihan untuk memutuskan untuk tidak punya keturunan. Karena punya anak bukan
keputusan natural. Karena punya anak akan mencurahkan hati. Anak mendapatkan
pengasuhan sempurna adalah kewajiban orang tua. Bersiaplah menerima masa depan
mereka dengan segala konsekuensinya.
Masa depan ada di masa lalu. Feri Dwi Sampurno juga menjelaskan bagaimana
masa lalu berpengaruh pada masa depan anak. Beliau memberikan tiga contoh nama
samaran tentang profilnya dan bagaimana masa lalu yang membentuk ketiganya.
Pertama seseorang bernama Nugroho, seorang karyawan yang sangat konsumtif
karena ternyata di masa lalunya di usia 12 tahun dilarang dengan marah untuk
beli makanan. Kedua Budi (nama samaran) seorang pebisnis, mengalami sukses
ambruk, sukses-ambruk dalam bisnisnya, ternyata dia melihat orang tua dihina
pamannya yang kaya. Orang ketiga bernama
Hendro lulusan luar negeri, selalu gugup berlebihan dan merasa inferior,
ternyata sering dibandingkan.
Anak hanya boleh dibandingkan dengan dirinya sendiri. Bagaimana proses hari
kemarin dan hari ini. Kualitas hubungan
orang tua dengan anak memberikan pengaruh pada anak. Seberapa hangat hubungan
orang tua dengan anak. Kapan terakhir kali ngobrol satu frekuensi. Bukan
obrolan orang tua. Bukan pura-pura tertawa. Namun buat border (hubungan yang
kuat), rangkul dan itu hanya bisa terjadi hanya dengan menurunkan ego orang
tua.
Adapun 5 bahasa cinta yang perlu diaplikasikan orang tua ke anak
diantaranya:
1. Kalimat Afirmasi (pujian dan penerimaan). Yaitu sekali-kali peluk tanpa
alasan. “Terimakasih sudah jadi anak Abi,”. Pujian karena mereka sudah hebat,
jangan menunggu mereka berprestasi tetapi puji setiap apa yang mereka tapaki.
Landasan hubungan yang kuat menjadi dasar anak
berprestasi.
2. Sentuhan fisik itu penting (usapan, tepukan di pundak, pelukan hangat)
3. Tindakan melayani (secangkir teh saat belajar, mengantarkan sendiri anak
ke toko buku)
4. Hadiah (bukan sebagai imbalan atas prestasi, sekedar bukti perhatian)
5. Waktu berkualitas. Bukan soal berapa lama, tetapi bagaimana kualitas
waktu dengan anak.
Pesan terakhir dari Feri Dwi Sampurno di penghujung tausiyah parenting
yaitu terapkan One And One Bonding
Experience disebut dengan ‘pacaran dengan setiap anak’. Membangun kekuatan
hubungan dengan anak. Seperti yang dilakukan oleh Steven Covey kepada putrinya
bernama Diana. Dengan dua rumus ini saat menentukan tujuan perjalanan adalah
ditentukan anak, kedua tema pembicaraan dari anak.
Adapun testimoni dari wali murid TKIT Permata
Surabaya Alfin Nikmah menyampaikan kebahagiaan beliau
mengikuti Permata Fest dan Halal Bihalal kali ini, “Alhamdulilah hari ini
barusan mengikuti acara Permata Fest dan Halal Bihalal, acaranya lancar dan
seru sekali, kuis yang diadakan juga seru sekali, sesi parenting alhamdulillah
memberikan inspirasi sebagai orang tua bahwa mendampingi tumbuh kembang anak dibutuhkan kerjasama,
membutuhkan semua bahasa kasih, tugas berat kita sebagai orang tua di jaman
sekarang ini, tidak hanya peran ayah atau hanya ibu saja, namun kerjasama
keduanya,”Ujar ibu dari Sekar Dahayu Handono TK A Permata Surabaya.***