Mengasah Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini dengan Kegiatan Coret-Coret
Mengasah Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini dengan Coret-Coret
Oleh: Wahju Ari Febrijanti, S.Pd
Guru KBTK Islam Terpadu Permata Surabaya
Kegiatan coret-coret merupakan kegiatan
yang disenangi mayoritas
anak usia dini.
Ayah dan Bunda merasa kuatir dengan kesenangan mereka itu sehingga
sering terdengar teriakan
berisi larangan melakukan aktivitas ini. Aktivitas coret-coret berkaitan erat dengan perkembangan motoric halus anak. Coret-coret bisa membantu
mengasah perkembangan motorik
halus anak.
Motorik halus merupakan kemampuan yang menyatukan keterampilan
fisik dengan melibatkan koordinasi otot-otot halus. Sehingga tidak hanya lengan saja yang bergerak tetapi juga melibatkan pergerakan pergelangan tangan dan jari-jemari. Dengan begitu fleksibilitas telapak tangan dan
jari-jari ketika melakukan aktivitas akan semakin terasah.
Kematangan perkembangan motorik halus
akan membantu anak usia dini menulis
lebih baik dan tak cepat lelah. Larangan coret-coret dari orang tua akan menghambat kreativitas dan keberanian anak untuk berekspresi. Selain itu menjadikan perkembangan motorik halus anak kurang berkembang dengan optimal.
Mengingat perkembangan motorik halus
penting bagi anak maka orang tua perlu mengakomodasi
kegiatan coret-coret anak dengan menyediakan perlengkapannya seperti kertas gambar, pensil, spidol,
crayon, pensil warna dan papan tulis serta bahan-bahan
yang aman dan tidak berbahaya bagi anak.
Orang tua juga memberi pengertian dan pengarahan pada anak bahwa coret-coret dilakukan ditempat yang tepat. Ayah Bunda harus bisa menahan diri tidak marah sekali bila anak lupa melakukan aktivitas coret-coret di tempat yang tidak diperuntukkan untuk coret- coret. Apabila anak mematuhi peraturan dan tertib mencoret di tempat dan bahan yang tepat, anak bisa diberikan reward seperti ucapan terima kasih, ucapan pujian maupun hadiah sederhana yang disukai dan menambah anak bersemangat coret- coret di tempat yang tepat. Apabila anak melanggar, anak juga diajarkan untuk bertanggung jawab ikut terlibat membersihkan tempat tidak tepat yang dicoret-coret.
Jenis coret-coret anak menurut ilmu
grafologi ada empat yaitu lingkaran, kotak, segitiga
dan garis lekuk-lekuk. Saat mencoret dalam satu waktu, seorang
anak bisa membuat
2 bentuk sketsa.
Akan tetapi bila dicermati dengan
seksama, pasti ada yang
lebih dominan, apakah itu lingkaran, kotak, segitiga atau garis lekuk-lekuk. Makna dari masing-masing tipe sketsa atau coret-coret anak berbeda-beda.
Oarang tua adalah sebaik-baik teman berlatih anak dalam proses
pembelajaran. Maka jadilah
Ayah Bunda yang melibatkan diri dalam perkembangan intelektual anak. Lakukan kegiatan
coret-coret dalam permainan
yang mendidik tapi menghibur dan menggembirakan anak.